TUGAS
LITERATUR KIMIA
PROPOSAL
PEMBERIAN PENYULUHAN
KEPADA IBU-IBU di DESA PEDALAMAN SEMARANG TENTANG PENTINGNYA PEMBERIAN
KOLOSTRUM KEPADA BAYI YANG BARU LAHIR
Oleh:
LIA HANDAYANI J2C
004 133
JURUSAN
KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
DIPONEGORO
SEMARANG
2007
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang masalah
Kolostrum yang dihasilkan ibu saat melahirkan sangat
penting untuk diberikan kepada bayinya. Menurut penelitian kolostrum yang
keluar sebelum ASI sebenarnya keluar sangat banyak mengandung
protein, vitamin A yang tinggi, mengandung karbohidrat
dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari
pertama kelahiran. Selain itu Kolostrum juga mengandung zat kekebalan terutama
IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare dan
kolostrum juga Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama
berwarna hitam kehijauan. Namun semua hal itu tidak disadari oleh kebanyakan
ibu-ibu menyusui terutama pada ibu-ibu didaerah pedalaman, hal ini mungkin saja
karena kekurangan informasi dan pengetahuan tentang hal tersebut.
1.2
Kronologi masalah
Dahulu kala ibu-ibu menyusui beranggapan bahwa cairan
yang pertama kali keluar saat melahirkan atau yang lazim disebut dengan kolostrum
tidak baik diberikan kepada bayi karena cairan kental kekuningan tersebut
mungkin saja cairan yang mengandung pengotor karena itu adalah cairan yang
pertama sekali keluar sehingga jika diberikan kepada bayi akan membahayakan
bayi. Namun anggapan ini salah besar karena sesungguhnya kolostrum itu sangat
penting untuk bayi. Hal ini tidak disadari oleh ibu-ibu menyusui mungkin saja
karena keterbatasan ilmu pengetahuan tentang kolostrum itu sendiri. Hal ini
sangat banyak terjadi di daerah-daerah pedalaman yang sangat terbatas akan
sarana informasi dan pendidikan. Hal ini sangat berbahaya jika tidak segera
ditanggulangi karena sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang bayi yang
disusui. Menurut penelitian kolostrum (cairan bening berwarna kekuningan yang biasanya
keluar pada awal melahirkan hingga seminggu), terbukti mempunyai kadar protein
yang lebih tinggi dibandingkan dengan ASI matang. Masa perubahan kolostrum
menjadi ASI itu sendiri terjadi antara hari ke-3 sampai hari ke-6, pada saat
kandungan protein masih cukup tinggi. Melewati hari ke-10 umumnya kandungan protein mencapai kadar yang
konsisten, yang biasa disebut ASI matang.
Ada mitos yang mengatakan
bahwa ASI yang keluar pertama ini harus dibuang karena tidak bersih. Hal ini
sama sekali tidak benar. Malah kolostrum ini memiliki kadar gizi yang paling
tinggi. Kolostrum sangat kaya akan vitamin dan mineral. Misalnya saja, pada
hari ketiga setelah ibu melahirkan tingkat vitamin A dan E ASI-nya bisa tiga
kali lebih tinggi daripada ASI yang keluar tiga minggu kemudian. Bahkan jumlah
beta karoten yang ada juga bisa 10 kali lebih tinggi.
Selain itu komposisi unik dari
kolostrum ini akan membantu sistem pencernaan bayi baru lahir yang belum
berfungsi optimal. Misalnya saja memudahkan perjalanan mekonium, zat berwarna
hijau tua yang terdapat dalam usus bayi baru lahir. Mekonium ini mengandung
faktor pertumbuhan esensial bagi bakteri Lactobacilus bifidus dan merupakan
medum biakan pertama dalam usus bayi. Hal ini diperlukan untuk membantu
pencernaan bayi agar siap mengkonsumsi ASI matang.
Antibodi yang berlimpah dalam
kolostrum juga membantu memberikan perlindungan terhadap berbagai infeksi
sistem pencernaannya. Kalaupun ada hal yang tidak
pernah berubah dalam ASI adalah perbandingan cairan, protein, mineral serta
gula susu.
1.3
Konsep pemecahan masalah
Untuk memecahkan masalah diatas dapt ditempuh beberapa
cara, diantaranya yang paling efektif adalah pemberian penyuluhan ke pada
ibu-ibu hamil dan menyusui di desa-desa tentang pentingnya pemberian kolostrum
kepada bayi yang baru lahir.
Konsep ini diambil dengan alasan masyarakat desa masih
banyak yang buta aksara sehingga jika hanya diberikan buku-buku panduan
sangatlah tidak tepat. Sehingga pemberian penyuluhan itu dirasakan sangat
tepat. Untuk menarik minat ibu-ibu tersebut untuk datang ke tempat diadakannya
acara penyuluhan tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan pemeriksaaan
kesehatan secara gratis.
1.4
Tujuan
Tujuan dari seluruh kegiatan ini adalah untuk memberikan
informasi tentang pentingnya pemberian kolostrum kepada bayi yang baru lahir.
Sehingga dapat meningkatkan tumbuh kembang bayi. Selain itu tujuan dari
kegiatan ini juga agar tidak ada lagi yang
percaya akan mitos yang menyebutkan bahwa kolostrum atau cairan yang pertama
keluar adalah cairan yang tidak bersih dan tidak sehat.
1.5
Perumusan masalah
Adapun masalah yang dihadapi diantaranya adalah sebagai
berikut:
1.
Kenapa hal tersebut dapat
terjadi?
2.
Bagaimana pengaruh Kolostrum
terhadap tumbuh kembang anak?
3.
Apa akibat dari penyimpangan
tersebut?
4.
Bagaimana cara agar hal
tersebut tidak terjadi lagi? Apa saja yang perlu untuk meminimalisir hal
tersebut?
5.
Masih
kurangnya pengetahuan ibu-ibu terhadap fungsi-fungsi ASI pada anaknya sehingga
sering dijumpai kebiasaan ibu-ibu dalam hat pemberian ASI yang bertentangan.
6.
Sejauh
mana peranan petugas kesehatan dalam memberi pendidikan kesehatan pada keluarga
khususnya inti dalam hal penggunaan ASI.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Kolostrum
Kolostrum adalah susu awal yang
terdapat dari 1 - 3 hari selepas ibu melahirkan anak.Berwarna kekuning-kuningan lebih kental karena lebih banyak
mengandung protein dan vitamin A serta zat kekebalan tubuh yang penting untuk
melindungi bayi dan penyakit infeksi. Kolostrum ini merupakan penahar yang
dapat membersihkan zat - zat yang tak terpakai pada usus bayi baru lahir, dan
mempersiapkan saluran pencernaan bagi makanan.Dalam beberapa hari pertama
setelah kelahiran, kolostrum keluar dari payudara untuk diminum bayi. Kolostrum TIDAK BISA diproduksi secara
sintetis!. Jumlah kolostrum memang tidak banyak. Kolostrum hanya
tersedia mulai hari pertama hingga maksimal hari ketiga atau keempat. Menyusui
tidak menyusui, kolostrum tetap ada. Setelah itu, keluar susu
peralihan.
Kolostrum mengandung protein tinggi, sedangkan kadar karbohidrat dan lemaknya
rendah. Juga mengandung zat anti infeksi 10 - 17 kali lebih banyak dibanding
ASI matur. Total energinya lebih rendah dibandingkan ASI matur. Dalam 24 jam
ibu bisa menghasilkan 150 - 300 ml.
2.2
Manfaat Kolostrum
- kolostrum ini memiliki kadar gizi yang paling tinggi. Kolostrum sangat kaya akan vitamin dan mineral. Misalnya saja, pada hari ketiga setelah ibu melahirkan tingkat vitamin A dan E ASI-nya bisa tiga kali lebih tinggi daripada ASI yang keluar tiga minggu kemudian. Bahkan jumlah beta karoten yang ada juga bisa 10 kali lebih tinggi.
- komposisi unik dari kolostrum ini akan membantu sistem pencernaan bayi baru lahir yang belum berfungsi optimal. Misalnya saja memudahkan perjalanan mekonium, zat berwarna hijau tua yang terdapat dalam usus bayi baru lahir. Mekonium ini mengandung faktor pertumbuhan esensial bagi bakteri Lactobacilus bifidus dan merupakan medum biakan pertama dalam usus bayi. Hal ini diperlukan untuk membantu pencernaan bayi agar siap mengkonsumsi ASI matang.
- kolostrum mempunyai antigen dan antibodi yang dapat menentang dan memerangkap serta meneutralkan sebarang bakteria seperti Escheria Coli, Coliform, Salmonella, Streptococcusp Pyogenes, Bacillus Cereus, Yersinia Enterecolitia, Candia Albicans yang menjadi penyebab pelbagai jenis penyakit kronik dan masalah kesehatan.Antibodi yang berlimpah dalam kolostrum juga membantu memberikan perlindungan terhadap berbagai infeksi sistem pencernaannya. Kalaupun ada hal yang tidak pernah berubah dalam ASI adalah perbandingan cairan, protein, mineral serta gula susu. Kerja IgA pada bayi ibaratnya bagaikan cat yang melapisi usus bayi dan mengikat bakteri serta virus, sehingga bakteri dan virus itu tidak dapat berkembang biak. Setelah beberapa jam, IgA dicernakan sebagai protein dan dikeluarkan. Jadi setiap kali bayi mendapatkan ASI, dia akan mendapatkan lapisan baru. Dari kenyataan itu, terlihat bahwa IgA sangat berperan dalam mencegah diare. Seperti yang telah diketahui IgA juga dikenali sebagai mukus antibodi bertindak mencegah bakteria melekat pada dincling organ.
- Pemberian kolostrum kepada bayi yang baru lahir dapat dikatakan sebagai Imunisasi Automatik.
- Pemberian kolostrum juga dapat Mengurangkan Berat dan Lemak Badan.
Maka dari itu, kolostrum memiliki fungsi yang sangat vital dalam 10 hari
pertama kehidupan bayi! Meskipun nantinya anda tidak dapat menyusui bayi dalam
jangka waktu yang lama, sebisa mungkin kolostrum ini harus diberikan kepada
bayi terlebih dahulu.
2.3
Kekebalan Tubuh
Disamping keunggulan komposisi
dalam ASI dalam hal pemenuhan zat-zat gizi, dalam ASI juga terkandung zat-zat
yang dibutuhkan untuk kekebalan tubuh bayi terhadap penyakit.
- ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.
- Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen (merugikan) E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.
- Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.
- Lysosim , enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.
- Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per ml. Terdiri dari 3 macam yaitu: Bronchus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.
- Faktor bifidus , sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri Lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.
2.4
Kandungan Gizi kolostrum
Kolostrum adalah konsentrasi
tinggi karbohidrat, protein, dan zat kebal tubuh. Zat kebal yang ada antara
lain adalah: IgA dan sel darah putih. Kolostrum amat rendah lemak,
karena bayi baru lahir memang tidak mudah mencerna lemak[]. 1 sendok teh kolostrum memiliki nilai gizi
sesuai dengan kurang lebih 30 cc susu formula. Usus bayi dapat menyerap 1 sendok teh
kolostrum tanpa ada yang terbuang, sedangkan untuk 30 cc susu formula yang
diisapnya, hanya satu sendok teh sajalah yang dapat diserap ususnya. Pada hari
pertama mungkin hanya diperoleh 30 cc. Namun, dalam setiap tetesnya terdapat
berjuta-juta satuan zat antibodi. SIgA adalah antibodi yang hanya terdapat
dalam ASI. Kandungan SIgA dalam kolostrum pada hari pertama adalah 800 gr/100
cc. Selanjutnya mulai berkurang menjadi 600 gr/100 cc pada hari kedua, 400
gr/100 cc pada hari ketiga, dan 200 gr/100 cc pada hari keempat.
2.5
Struktur Antibodi
|
Satu sel B menggandakan antibodi spesifiknya dan mencantolkannya ke
permukaan luar membran selnya. Antibodi memanjang keluar seperti jarum,
aerial yang sudah menyesuaikan diri menunggu berkontak dengan sekeping
protein tertentu yang bisa mereka kenali. Antibodi tersebut terdiri dari dua
rantai ringan dan dua rantai berat asam amino yang bersambungan dalam bentuk
Y. Bagian tetap dari rantai itu sama di pelbagai jenis antibodi. Tetapi
bagian bergerak ujung lengan masing-masing mempunyai rongga berbentuk unik
yang tepat sesuai dengan bentuk bagian protein yang "dipilih"
antibodi.
Setelah digandakan sampai jutaan, sebagian besar sel B berhenti
membelah dan menjadi sel plasma, jenis sel yang bagian dalamnya berisi alat
untuk membuat satu produk antibodi. Sebagian sel B lain membelah terus tak
berhingga, dan menjadi sel memori. Antibodi bebas yang dibuat oleh sel plasma
berkeliling di darah dan cairan limpa. Ketika antibodi mengikatkan diri pada
antigen sasarannya, bentuknya berubah. Perubahan bentuk inilah yang membuat
antibodi "menempel" di bagian luar
makrofag.
|
2.6
Komponen Immunoglobulin
Komposisi imunoglobulin di dalam ASI
berbeda dengan yang ada di dalam serum. Di dalam serum komponen utama adalah
IgG dalam jumlah 1250 mg/dL dan IgA hanya 250 mg/dL. Sebaliknya di dalam
kolostrum IgA 1740 mg/dL dan IgG 100 mg/dL. IgA dan IgG di dalam ASI sebagian
dari IgA dan IgG dari serum, sebagian lagi dibentuk oleh kelenjar payudara.
Ada lebih dari 30 jenis imunoglobulin yang telah teridentifikasi di dalam ASI, 18 di antaranya terdapat di dalam serum juga, sisanya hanya ada di dalam ASI. IgA di dalam ASI terutama adalah IgA sekretori (sIgA). Yang stabil pada pH yang rendah dan tahan terhadap enzim proteolitik. Fungsinya di dalam usus adalah memproteksi mukosa usus agar jangan diserang oleh virus dan bakteri. Imunoglobulin di dalam ASI masih ditemukan setelah satu tahun.
Kadar imunoglobulin ternyata tidak tergantung pada gizi ibu. Pada lampiran dapat dilihat adanya faktor antibakterial dalam kolostrum dan ASI pada wanita Indian dengan gizi baik dan gizi buruk. Bersambung
Tabel faktor antibakterial dalam kolostrum dan ASI pada wanita Indian dengan gizi baik dan gizi buruk
Ada lebih dari 30 jenis imunoglobulin yang telah teridentifikasi di dalam ASI, 18 di antaranya terdapat di dalam serum juga, sisanya hanya ada di dalam ASI. IgA di dalam ASI terutama adalah IgA sekretori (sIgA). Yang stabil pada pH yang rendah dan tahan terhadap enzim proteolitik. Fungsinya di dalam usus adalah memproteksi mukosa usus agar jangan diserang oleh virus dan bakteri. Imunoglobulin di dalam ASI masih ditemukan setelah satu tahun.
Kadar imunoglobulin ternyata tidak tergantung pada gizi ibu. Pada lampiran dapat dilihat adanya faktor antibakterial dalam kolostrum dan ASI pada wanita Indian dengan gizi baik dan gizi buruk. Bersambung
Tabel faktor antibakterial dalam kolostrum dan ASI pada wanita Indian dengan gizi baik dan gizi buruk
Kelompok
|
Hemoglobin
|
Albumin
serum
|
Imunoglobulin
(mg/dL)
|
||
|
(g/dL)
|
(g/dL)
|
IgA
|
IgG
|
IgM
|
Kolostrum (1-5 hari)
|
|
|
|
|
|
Gizi
baik
|
11,5+0,37
|
2,49+0,0065
|
335,9+37,39
|
5,9+1,58
|
17,1+4,29
|
|
|
|
(17)*
|
(17)
|
(17)
|
Gizi
buruk
|
11,3+0,60
|
2,10+0,0081
|
374,3+42,13
|
5,3+2,30
|
15,3+2,50
|
|
|
|
(10)
|
(10)
|
(10)
|
ASI
|
|
|
|
|
|
Gizi
baik
|
12,8+0,43
|
3,39+0,120
|
119,6+7,85
|
2,9+0,92
|
2,9+0,92
|
|
|
|
(12)
|
(12)
|
(12)
|
Gizi
buruk
|
12,6+0,56
|
3,47+0,130
|
118,1+16,2
|
5,8+3,41
|
5,8+3,41
|
|
|
|
(10)
|
(10)
|
(10)
|
*Angka dalam tanda kurung mengindikasikan jumlah sampel yang dianalisa.
2.7
Produksi ASI
Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau
dirangsang oleh isapan mulut bayi pada putting susu ibu. Gerakan tersebut
merangsang kelenjar Pictuitary Anterior untuk memproduksi sejumlah prolaktin,
hormon utama yang mengandalkan pengeluaran Air Susu. Proses pengeluaran air
susu juga tergantung pada Let Down Replex, dimana hisapan putting dapat
merangsang kelenjar Pictuitary Posterior untuk menghasilkan hormon oksitolesin,
yang dapat merangsang serabutotot halus di dalam dinding saluran susu agar
membiarkan susu dapat mengalir secara lancar.
Kegagalan
dalam perkembangan payudara secara fisiologis untuk menampunga air susu sangat
jarang terjadi. Payudara secara fisiologis merupakan tenunan aktif yang
tersusun seperti pohon tumbuh di dalam putting dengan cabang yang menjadi
ranting semakin mengecil.
Susu diproduksi pada akhir ranting
dan mengalir kedalam cabang-cabang besar menuju saluran ke dalam putting.
Secara visual payudara dapat di gambarkan sebagai setangkai buah anggur,
mewakili tenunan kelenjar yang mengsekresi dimana setiap selnya mampu
memproduksi susu, bila sel-sel Myoepithelial di dalam dinding alveoli
berkontraksi, anggur tersebut terpencet dan mengeluarkan susu ke dalam ranting
yang mengalir ke cabang-cabang lebih besar, yang secara perlahan-lahan bertemu
di dalam aerola dan membentuk sinus lactiterous. Pusat dari areda (bagan yang
berpigmen) adalah putingnya, yang tidak kaku letaknya dan dengan mudah dihisap
(masuk kedalam) mulut bayi.
Berdasarkan waktu diproduksi, ASI
dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
Berdasarkan
waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
v Colostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar
mamae yang mengandung tissue debris dan redual material yang terdapat dalam
alveoli dan ductus dari kelenjar mamae sebelum dan segera sesudah melahirkan
anak.
o
Disekresi oleh kelenjar mamae
dari hari pertama sampai hari ketiga atau keempat, dari masa laktasi.
o
Komposisi
colostrum dari hari ke hari berubah.
o
Merupakan
cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-kuningan, lebih kuning
dibandingkan ASI Mature.
o
Merupakan
suatu laxanif yang ideal untuk membersihkan meconeum usus bayi yang baru lahir
dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya.
o
Lebih
banyak mengandung protein dibandingkan ASI Mature, tetapi berlainan dengan ASI
Mature dimana protein yang utama adalah casein pada colostrum protein yang
utama adalah globulin, sehingga dapat memberikan daya perlindungan tubuh
terhadap infeksi.
o
Lebih
banyak mengandung antibodi dibandingkan ASI Mature yang dapat memberikan
perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan pertama.
o
Lebih
rendah kadar karbohidrat dan lemaknya dibandingkan dengan ASI Mature.
o
Total energi lebih rendah
dibandingkan ASI Mature yaitu 58 kalori/100 ml colostrum.
o
Vitamin larut lemak lebih
tinggi. Sedangkan vitamin larut dalam air dapat lebih tinggi atau lebih rendah.
o
Bila dipanaskan menggumpal, ASI
Mature tidak.
o
PH
lebih alkalis dibandingkan ASI Mature.
o
Lemaknya lebih banyak
mengandung Cholestrol dan lecitin di bandingkan ASI Mature.
o
Terdapat trypsin inhibitor,
sehingga hidrolisa protein di dalam usus bayi menjadi krang sempurna, yangakan
menambah kadar antobodi pada bayi.
o
Volumenya berkisar 150-300
ml/24 jam.
v
Air Susu Masa Peralihan (Masa
Transisi)
o
Merupakan ASI peralihan dari
colostrum menjadi ASI Mature.
o
Disekresi dari hari ke 4 – hari
ke 10 dari masa laktasi, tetapi ada pula yang berpendapat bahwa ASI Mature baru
akan terjadi pada minggu ke 3 ke 5.
o
Kadar
protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat semakin tinggi.
o
Volume semakin meningkat.
v
Air Susu Mature
o
ASI yang disekresi pada hari ke
10 dan seterusnya, yang dikatakan komposisinya relatif konstan, tetapi ada juga
yang mengatakan bahwa minggu ke 3 sampai ke 5 ASI komposisinya baru konstan.
o
Merupakan makanan yang dianggap
aman bagi bayi, bahkan ada yang mengatakan pada ibu yangs ehat ASI merupakan
makanan satu-satunya yang diberikan selama 6 bulan pertamabagi bayi.
o
ASI merupakan makanan yang
mudah di dapat, selalu tersedia, siap diberikan pada bayi tanpa persiapan yang
khusus dengan temperatur yang sesuai untu bayi.
o
Merupakan
cairan putih kekuning-kuningan, karena mengandung casienat, riboflaum dan
karotin.
o
Tidak menggumpal bila
dipanaskan.
o
Volume: 300 – 850 ml/24 jam
o
Terdapat anti microbaterial
factor, yaitu:
• Antibodi terhadap bakteri dan virus.
• Cell (phagocyle, granulocyle, macrophag,
lymhocycle type T)
• Enzim (lysozime, lactoperoxidese)
• Protein (lactoferrin, B12 Ginding
Protein)
• Faktor resisten terhadap staphylococcus.
• Complecement ( C3 dan C4)
2.8
Komposisi ASI
Kandungan colostrum berbeda dengan air susu yang
mature, karena colostrum mengandung berbeda dengan air susu yang mature, karena
colostrum dan hanya sekitar 1% dalam air susu mature, lebih banyak mengandung
imunoglobin A (Iga), laktoterin dan sel-sel darah putih, terhadap, yang
kesemuanya sangat penting untuk pertahanan tubuh bayi, terhadap serangan
penyakit (Infeksi) lebih sedikit mengandung lemak dan laktosa, lebih banyak,
mengandung vitamin dan lebih banyak mengandung mineral-mineral natrium (Na) dan
seng (Zn).
Berdasrkan sumber dari food and Nutrition Boart,
National research Council Washington tahun 1980 diperoleh perkiraan komposisi
Kolostrum ASI dan susu sapi untuk setiap 100 ml seperti tertera pada tabel
berikut:
Tabel 1
Komposisi
Kolostrum, ASI dan susu sapi untuk setiap 100 ml
Zat-zat Gizi
|
Kolostrum
|
ASI
|
Susu Sapi
|
Energi (K Cal)
Protein (g)
- Kasein/whey
- Kasein (mg)
- Laktamil bumil (mg)
- Laktoferin (mg)
- Ig A (mg)
Laktosa (g)
Lemak (g)
Vitamin
- Vit A (mg)
- Vit B1 (mg)
- Vit B2 (mg)
- Asam Nikotinmik (mg)
- Vit B6 (mg)
- Asam pantotenik
- Biotin
- Asam folat
- Vit B12
- Vit C
- Vit D (mg)
- Vit Z
- Vit K (mg)
Mineral
- Kalsium (mg)
- Klorin (mg)
- Tembaga (mg)
- Zat besi (ferrum) (mg)
- Magnesium (mg)
- Fosfor (mg)
- Potassium (mg)
- Sodium (mg)
- Sulfur (mg)
|
58
2,3
140
218
330
364
5,3
2,9
151
1,9
30
75
-
183
0,06
0,05
0,05
5,9
-
1,5
-
39
85
40
70
4
14
74
48
22
|
70
0,9
1 : 1,5
187
161
167
142
7,3
4,2
75
14
40
160
12-15
246
0,6
0,1
0,1
5
0,04
0,25
1,5
35
40
40
100
4
15
57
15
14
|
65
3,4
1 : 1,2
-
-
-
-
4,8
3,9
41
43
145
82
64
340
2,8
,13
0,6
1,1
0,02
0,07
6
130
108
14
70
12
120
145
58
30
|
Perbandingan komposisi kolostrum, ASI dan susu
sapi dapat dilihat pada tabel 1. Dimana susu sapi mengandung sekitar tiga kali
lebih banyak protein daripada ASI. Sebagian besar dari protein tersebut adalah
kasein, dan sisanya berupa protein whey yang larut. Kandungan kasein yang
tinggi akan membentuk gumpalan yang relatif keras dalam lambung bayi. Bila bayi
diberi susu sapi, sedangkan ASI walaupun mengandung lebih sedikit total
protein, namun bagian protein “whey”nya lebih banyak, sehingga akan membetuk
gumpalan yang lunak dan lebih mudah dicerna serta diserapoleh usus bayi.
Sekitar setengah dari energi yang terkandung dalam
ASI berasal dari lemak, yang lebih mudah dicerna dan diserap oleh bayi
dibandingkan dengan lemak susu sapi, sebab ASI mengandung lebih banyak enzim
pemecah lemak (lipase). Kandungan total lemak sangat bervariasi dari satu ibu
ke ibu lainnya, dari satu fase laktasi air susu yang pertama kali keluar hanya
mengandung sekitar 1 – 2% lemak dan terlihat encer. Air
susu yang encer ini akan membantu memuaskan rasa haus bayi waktu mulai
menyusui. Air susu berikutnya disebut “Hand milk”, mengandung sedikitnya tiga
sampai empat kali lebih banyak lemak. Ini akan memberikan sebagian besar energi
yang dibutuhkan oleh bayi, sehingga penting diperhatikan agar bayi, banyak
memperoleh air susu ini.
Laktosa
(gula susu) merupakan satu-satunya karbohidrat yang terdapat dalam air susu
murni. Jumlahnya dalam ASI tak terlalu bervariasi dan erdapat lebih banyak
dibandingkan dengan susu sapi.
Disamping
fungsinya sebagai sumber energi, juga didalam usus sebagian laktosa akan diubah
menjadi asam laktat. Didalam usus asam laktat tersebut membantu mencegah
pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan dan juga membantu penyerapan kalsium
serta mineral-mineral lain.
ASI
mengandung lebih sedikit kalsium daripada susu sapi tetapi lebih mudah diserap,
jumlah ini akan mencukupi kebutuhan untuk bahan-bahan pertama kehidupannya ASI
juga mengandung lebih sedikit natrium, kalium, fosfor dan chlor dibandingkan
dengan susu sapi, tetapi dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan bayi.
Apabila
makanan yang dikonsumsi ibu memadai, semua vitamin yang diperlukan bayi selama
empat sampai enam bulan pertama kehidupannya dapat diperoleh dari ASI. Hanya
sedikit terdapat vitamin D dalam lemak susu, tetapi penyakit polio jarang
terjadi pada anak yang diberi ASI, bila kulitnya sering terkena sinar matahari.
Vitamin D yang terlarut dalam air telah ditemukan terdapat dalam susu, meskipun
fungsi vitamin ini merupakan tambahan terhadap vitamin D yang terlarut lemak.
2.9 Perubahan dalam kandungan ASI
Kandungan ASI tidak selalu sarna, tetapi ada
keragaman normal yang sering terjadi. ASI juga akan sedikit beragam sesuai
dengan diet yang dijalankan oleh sang ibu, tetapi perubahan ini jarang menjadi
masalah. Kadang-kadang seorang ibu mendapatkan bahwa makanan yang tidak biasa
dimakannya akan mengganggu bayinya, tapi banyak ibu dapat terus makan makanan
yang biasa saat menyusui. Bahkan bumbu yang keras, seperti cabai, tidak akan
mempengaruhi ASI atau mengganggu bayi.
Susu awal dan susu akhir
Kandungan
susu berubah selama pemberian ASI :
1. Susu awal
Susu ini muncul pada awal pemberian,
berwama bim dan encer. Susu ini kaya akan protein, laktosa, vitamin, mineral
dan air.
2. Susu akhir
Susu ini muncul diakhir pemberian
ASI. Kelihatannya lebih putih daripada susu awal karena susu akhir mengandung
lebih banyak lemak. Lemak ini membuat susu akhir kaya akan energi. Lemak
memasok lebih dari 50 % energi dalam ASI
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1
Kerangka Teori
® Kadar Gizi tinggi
® Membantu
pencernaan
®
Imunisasi Automatik
® Imunitas
|
|
® Kolostrum ®
Komposisi
® Ais susu transisi ® Kandungan gizi
|
3.2
Kerangka Konseptual
|
|
® Mengunjungi
rumah-rumah ®
Membagikan buku-buku
Penduduk yang berkaitan dengan
®
Mengunjungi PUSKESMAS masalah yang dihadapi.
Setempat.
3.3
Hipotesis Penelitian
Perumusan masalah
Adapun masalah yang dihadapi diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Kenapa
hal tersebut dapat terjadi?
2.
Bagaimana pengaruh Kolostrum
terhadap tumbuh kembang anak?
3. Apa akibat dari penyimpangan tersebut?
4.
Bagaimana cara agar hal
tersebut tidak terjadi lagi? Apa saja yang perlu untuk meminimalisir hal
tersebut?
5.
Masih
kurangnya pengetahuan ibu-ibu terhadap fungsi-fungsi ASI pada anaknya sehingga
sering dijumpai kebiasaan ibu-ibu dalam hat pemberian ASI yang bertentangan.
6. Sejauh mana peranan
petugas kesehatan dalam memberi pendidikan kesehatan
pada keluarga khususnya inti dalam hal penggunaan ASI.
Variabel bebas =
pemberian kolostrum
Variabel tergantung = Perubahan sistem imun
Variabel perancu =
asupan IgA dari kolostrum
Menurut
teori = sistem imun didalam
tubuh bayi menurun karena kekurangan
zat antibodi IgA yang terkandung dalam kolostrum.
Hipotesa = Pemberian kolostrum yang
cukup untuk bayi dapat meningkatkan sistem imun pada bayi.
BAB IV
METODE PENELITIAN
1. Jenis
dan rancangan penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.
Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari bagaimana fenomena saat ini dengan
cara mengumpulkan, menyusun, menganalisa dan menginterpretasikan data dan
memberikan penyuluhan sehingga dapat membandingkan fenomena yang satu dengan
fenomena yang lain.
2. Populasi
Populasi
yang diambil adalah ibu-ibu hamil dan menyusui didaerah pedalaman semarang.
3. Sampel
Sampel yang
diambil adalah beberapa bayi,anak serta ibu-ibu hamil dan menyusui.
Kriteria
inklusi:
·
Tidak punya penyakit lain yang
membahayakan
·
Tidak menderita gizi buruk
·
Bersedia mengikuti penelitian
Kriteria eksklusi:
·
Sample (bayi, anak dan ibu-ibu)
dengan gizi buruk
·
Sample (bayi, anak dan ibu-ibu)
yang memiliki penyakit lain
·
Sample (bayi, anak dan ibu-ibu)
yang mencabut kesediaan sebagai responden
Metode pengambilan sampel atau sampling yang dapat dilakukan adalah probability sampling, yaitu dengan claster sampling, pengambilan sampling di rumah sakit.
4.
Variabel
Variabel
yang digunakan adalah variabel bebas dan tergantung. Variabel bebas yang
digunakan adalah pengaruh defisiensi Zn. Sedangkan variabel tergantung yang
digunakan adalah perkembangan kognitif anak dan penyakit yang ditimbulkan.
5. Waktu atau periode penelitian
Penyuluhan ini dilakukan selama 6 minggu terhadap
ibu-ibu hamil dan menyusui. Dan akan dilihat perkembangannya setiap seminggu
sekali apakah mereka sudah paham akan pentingnya pemberian kolostrum kepada
bayi.
6. Lokasi penelitian
Penyuluhan mengenai arti pentingnya
pemberian kolostrum kepada bayi yang baru lahir ini dilakukan di desa-desa
terpencil yang ada di semarang. Karena menurut penelitian kurangnya pengetahuan
tentang arti pentingnya pemberian kolostrum tersebut banyak dialami oleh
masyarakat kalangan bawah. Hal ini disebabkan karena kurangnya sarana dan
prasarana untuk memperoleh pengetahuan tentang hal tersebut.
7. Prosedur
penelitian
Pengukuran sampel dapat menggunakan variabel bebas dan
tergantung. Dari kedua variabel ini, dapat diperoleh data-data mengenai
pengaruh kurangnya pemberian kolostrum kepada bayi yaitu menurunnya sistem imun
pada anak dan bayi serta penyakit yang ditimbulkannya. Disamping itu kita akan
mengulas mengapa hal tersebut dapat terjadi.
8. Penelitian
material/percobaan binatang/pasien/subjek
Dari
studi yang dilakukan, kekurangan kolostrum pada bayi akan menyebabkan sistem
imun menurun sehingga dapat mengakibatkan bayi dan anak tersebut mudah diserang
penyakit. Maka dengan adanya penyuluhan kepada ibu-ibu hamil dan menyusui ini
diharapkan akan mengurangi kejadian tersebut sehingga dapat dibandingkan
bagaimana pengaruh pemberian kolostrum kepada bayi dan bagaimana pula pengaruh
jika kolostrum tersebut tidak diberikan kepada bayi yang baru lahir namun
kolostrum tersebut dibuanag, karena dianggap sebagai ASI yang basi atau kotor.
9. Ethical Clearance
Penelitian
ini tentu saja dengan persetujuan dari komisi etik/eksperimen binatang yang
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan badan berwenang ”National Council”.
10. Analisis data
Analisis akan dilakukan dengan melihat perkembangan yang terjadi
dimasyarakat setelah dilakukannya penyuluhan ini. Apakah pengetahuan tentang
arti pentingnya kolostrum ini dapat meningkat.
No comments:
Post a Comment