Sunday 26 August 2012

Pentingnya Pemberian Kolostrum Kepada Bayi



TUGAS LITERATUR KIMIA

PROPOSAL



PEMBERIAN PENYULUHAN KEPADA IBU-IBU di DESA PEDALAMAN SEMARANG TENTANG PENTINGNYA PEMBERIAN KOLOSTRUM KEPADA BAYI YANG BARU LAHIR
 




Oleh:
LIA HANDAYANI               J2C 004 133



JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2007


BAB I
PENDAHULUAN


1.1              Latar belakang masalah
Kolostrum yang dihasilkan ibu saat melahirkan sangat penting untuk diberikan kepada bayinya. Menurut penelitian kolostrum yang keluar sebelum ASI sebenarnya keluar sangat banyak mengandung protein, vitamin A yang tinggi, mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Selain itu Kolostrum juga mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare dan kolostrum juga Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan. Namun semua hal itu tidak disadari oleh kebanyakan ibu-ibu menyusui terutama pada ibu-ibu didaerah pedalaman, hal ini mungkin saja karena kekurangan informasi dan pengetahuan tentang hal tersebut.

1.2              Kronologi masalah
Dahulu kala ibu-ibu menyusui beranggapan bahwa cairan yang pertama kali keluar saat melahirkan atau yang lazim disebut dengan kolostrum tidak baik diberikan kepada bayi karena cairan kental kekuningan tersebut mungkin saja cairan yang mengandung pengotor karena itu adalah cairan yang pertama sekali keluar sehingga jika diberikan kepada bayi akan membahayakan bayi. Namun anggapan ini salah besar karena sesungguhnya kolostrum itu sangat penting untuk bayi. Hal ini tidak disadari oleh ibu-ibu menyusui mungkin saja karena keterbatasan ilmu pengetahuan tentang kolostrum itu sendiri. Hal ini sangat banyak terjadi di daerah-daerah pedalaman yang sangat terbatas akan sarana informasi dan pendidikan. Hal ini sangat berbahaya jika tidak segera ditanggulangi karena sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang bayi yang disusui. Menurut penelitian kolostrum (cairan bening berwarna kekuningan yang biasanya keluar pada awal melahirkan hingga seminggu), terbukti mempunyai kadar protein yang lebih tinggi dibandingkan dengan ASI matang. Masa perubahan kolostrum menjadi ASI itu sendiri terjadi antara hari ke-3 sampai hari ke-6, pada saat kandungan protein masih cukup tinggi. Melewati hari ke-10 umumnya kandungan protein mencapai kadar yang konsisten, yang biasa disebut ASI matang.
Ada mitos yang mengatakan bahwa ASI yang keluar pertama ini harus dibuang karena tidak bersih. Hal ini sama sekali tidak benar. Malah kolostrum ini memiliki kadar gizi yang paling tinggi. Kolostrum sangat kaya akan vitamin dan mineral. Misalnya saja, pada hari ketiga setelah ibu melahirkan tingkat vitamin A dan E ASI-nya bisa tiga kali lebih tinggi daripada ASI yang keluar tiga minggu kemudian. Bahkan jumlah beta karoten yang ada juga bisa 10 kali lebih tinggi.
Selain itu komposisi unik dari kolostrum ini akan membantu sistem pencernaan bayi baru lahir yang belum berfungsi optimal. Misalnya saja memudahkan perjalanan mekonium, zat berwarna hijau tua yang terdapat dalam usus bayi baru lahir. Mekonium ini mengandung faktor pertumbuhan esensial bagi bakteri Lactobacilus bifidus dan merupakan medum biakan pertama dalam usus bayi. Hal ini diperlukan untuk membantu pencernaan bayi agar siap mengkonsumsi ASI matang.
Antibodi yang berlimpah dalam kolostrum juga membantu memberikan perlindungan terhadap berbagai infeksi sistem pencernaannya. Kalaupun ada hal yang tidak pernah berubah dalam ASI adalah perbandingan cairan, protein, mineral serta gula susu.
           
1.3              Konsep pemecahan masalah
Untuk memecahkan masalah diatas dapt ditempuh beberapa cara, diantaranya yang paling efektif adalah pemberian penyuluhan ke pada ibu-ibu hamil dan menyusui di desa-desa tentang pentingnya pemberian kolostrum kepada bayi yang baru lahir.
Konsep ini diambil dengan alasan masyarakat desa masih banyak yang buta aksara sehingga jika hanya diberikan buku-buku panduan sangatlah tidak tepat. Sehingga pemberian penyuluhan itu dirasakan sangat tepat. Untuk menarik minat ibu-ibu tersebut untuk datang ke tempat diadakannya acara penyuluhan tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan pemeriksaaan kesehatan secara gratis.

1.4              Tujuan
Tujuan dari seluruh kegiatan ini adalah untuk memberikan informasi tentang pentingnya pemberian kolostrum kepada bayi yang baru lahir. Sehingga dapat meningkatkan tumbuh kembang bayi. Selain itu tujuan dari kegiatan ini juga  agar tidak ada lagi yang percaya akan mitos yang menyebutkan bahwa kolostrum atau cairan yang pertama keluar adalah cairan yang tidak bersih dan tidak sehat.

1.5              Perumusan masalah
Adapun masalah yang dihadapi diantaranya adalah sebagai berikut:
1.                  Kenapa hal tersebut dapat terjadi?
2.                  Bagaimana pengaruh Kolostrum terhadap tumbuh kembang anak?
3.                  Apa akibat dari penyimpangan tersebut?
4.                  Bagaimana cara agar hal tersebut tidak terjadi lagi? Apa saja yang perlu untuk meminimalisir hal tersebut?
5.                  Masih kurangnya pengetahuan ibu-ibu terhadap fungsi-fungsi ASI pada anaknya sehingga sering dijumpai kebiasaan ibu-ibu dalam hat pemberian ASI yang bertentangan.
6.                  Sejauh mana peranan petugas kesehatan dalam memberi pendidikan kesehatan pada keluarga khususnya inti dalam hal penggunaan ASI.
 
 
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1              Pengertian Kolostrum
Kolostrum adalah susu awal yang terdapat dari 1 - 3 hari selepas ibu melahirkan anak.Berwarna kekuning-kuningan lebih kental karena lebih banyak mengandung protein dan vitamin A serta zat kekebalan tubuh yang penting untuk melindungi bayi dan penyakit infeksi. Kolostrum ini merupakan penahar yang dapat membersihkan zat - zat yang tak terpakai pada usus bayi baru lahir, dan mempersiapkan saluran pencernaan bagi makanan.Dalam beberapa hari pertama setelah kelahiran, kolostrum keluar dari payudara untuk diminum bayi. Kolostrum TIDAK BISA diproduksi secara sintetis!. Jumlah kolostrum memang tidak banyak. Kolostrum hanya tersedia mulai hari pertama hingga maksimal hari ketiga atau keempat. Menyusui tidak menyusui, kolostrum tetap ada. Setelah itu, keluar susu peralihan. Kolostrum mengandung protein tinggi, sedangkan kadar karbohidrat dan lemaknya rendah. Juga mengandung zat anti infeksi 10 - 17 kali lebih banyak dibanding ASI matur. Total energinya lebih rendah dibandingkan ASI matur. Dalam 24 jam ibu bisa menghasilkan 150 - 300 ml. 

2.2              Manfaat Kolostrum
  • kolostrum ini memiliki kadar gizi yang paling tinggi. Kolostrum sangat kaya akan vitamin dan mineral. Misalnya saja, pada hari ketiga setelah ibu melahirkan tingkat vitamin A dan E ASI-nya bisa tiga kali lebih tinggi daripada ASI yang keluar tiga minggu kemudian. Bahkan jumlah beta karoten yang ada juga bisa 10 kali lebih tinggi.
  • komposisi unik dari kolostrum ini akan membantu sistem pencernaan bayi baru lahir yang belum berfungsi optimal. Misalnya saja memudahkan perjalanan mekonium, zat berwarna hijau tua yang terdapat dalam usus bayi baru lahir. Mekonium ini mengandung faktor pertumbuhan esensial bagi bakteri Lactobacilus bifidus dan merupakan medum biakan pertama dalam usus bayi. Hal ini diperlukan untuk membantu pencernaan bayi agar siap mengkonsumsi ASI matang.
  • kolostrum mempunyai antigen dan antibodi yang dapat menentang dan memerangkap serta meneutralkan sebarang bakteria seperti Escheria Coli, Coliform, Salmonella, Streptococcusp Pyogenes, Bacillus Cereus, Yersinia Enterecolitia, Candia Albicans yang menjadi penyebab pelbagai jenis penyakit kronik dan masalah kesehatan.Antibodi yang berlimpah dalam kolostrum juga membantu memberikan perlindungan terhadap berbagai infeksi sistem pencernaannya. Kalaupun ada hal yang tidak pernah berubah dalam ASI adalah perbandingan cairan, protein, mineral serta gula susu. Kerja IgA pada bayi ibaratnya bagaikan cat yang melapisi usus bayi dan mengikat bakteri serta virus, sehingga bakteri dan virus itu tidak dapat berkembang biak. Setelah beberapa jam, IgA dicernakan sebagai protein dan dikeluarkan. Jadi setiap kali bayi mendapatkan ASI, dia akan mendapatkan lapisan baru. Dari kenyataan itu, terlihat bahwa IgA sangat berperan dalam mencegah diare. Seperti yang telah diketahui IgA juga dikenali sebagai mukus antibodi bertindak mencegah bakteria melekat pada dincling organ.
  • Pemberian kolostrum kepada bayi yang baru lahir dapat dikatakan sebagai  Imunisasi Automatik.
  • Pemberian kolostrum juga dapat Mengurangkan Berat dan Lemak Badan.
Maka dari itu, kolostrum memiliki fungsi yang sangat vital dalam 10 hari pertama kehidupan bayi! Meskipun nantinya anda tidak dapat menyusui bayi dalam jangka waktu yang lama, sebisa mungkin kolostrum ini harus diberikan kepada bayi terlebih dahulu.
2.3              Kekebalan Tubuh
Disamping keunggulan komposisi dalam ASI dalam hal pemenuhan zat-zat gizi, dalam ASI juga terkandung zat-zat yang dibutuhkan untuk kekebalan tubuh bayi terhadap penyakit.
  • ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.
  • Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen (merugikan) E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.
  • Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.
  • Lysosim , enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.
  • Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per ml. Terdiri dari 3 macam yaitu: Bronchus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.
  • Faktor bifidus , sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri Lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.
2.4              Kandungan Gizi kolostrum
Kolostrum adalah konsentrasi tinggi karbohidrat, protein, dan zat kebal tubuh. Zat kebal yang ada antara lain adalah: IgA dan sel darah putih. Kolostrum amat rendah lemak, karena bayi baru lahir memang tidak mudah mencerna lemak[]. 1 sendok teh kolostrum memiliki nilai gizi sesuai dengan kurang lebih 30 cc susu formula. Usus bayi dapat menyerap 1 sendok teh kolostrum tanpa ada yang terbuang, sedangkan untuk 30 cc susu formula yang diisapnya, hanya satu sendok teh sajalah yang dapat diserap ususnya. Pada hari pertama mungkin hanya diperoleh 30 cc. Namun, dalam setiap tetesnya terdapat berjuta-juta satuan zat antibodi. SIgA adalah antibodi yang hanya terdapat dalam ASI. Kandungan SIgA dalam kolostrum pada hari pertama adalah 800 gr/100 cc. Selanjutnya mulai berkurang menjadi 600 gr/100 cc pada hari kedua, 400 gr/100 cc pada hari ketiga, dan 200 gr/100 cc pada hari keempat.
2.5              Struktur Antibodi
Satu sel B menggandakan antibodi spesifiknya dan mencantolkannya ke permukaan luar membran selnya. Antibodi memanjang keluar seperti jarum, aerial yang sudah menyesuaikan diri menunggu berkontak dengan sekeping protein tertentu yang bisa mereka kenali. Antibodi tersebut terdiri dari dua rantai ringan dan dua rantai berat asam amino yang bersambungan dalam bentuk Y. Bagian tetap dari rantai itu sama di pelbagai jenis antibodi. Tetapi bagian bergerak ujung lengan masing-masing mempunyai rongga berbentuk unik yang tepat sesuai dengan bentuk bagian protein yang "dipilih" antibodi.
Setelah digandakan sampai jutaan, sebagian besar sel B berhenti membelah dan menjadi sel plasma, jenis sel yang bagian dalamnya berisi alat untuk membuat satu produk antibodi. Sebagian sel B lain membelah terus tak berhingga, dan menjadi sel memori. Antibodi bebas yang dibuat oleh sel plasma berkeliling di darah dan cairan limpa. Ketika antibodi mengikatkan diri pada antigen sasarannya, bentuknya berubah. Perubahan bentuk inilah yang membuat antibodi "menempel" di bagian luar  makrofag.

2.6              Komponen Immunoglobulin
Komposisi imunoglobulin di dalam ASI berbeda dengan yang ada di dalam serum. Di dalam serum komponen utama adalah IgG dalam jumlah 1250 mg/dL dan IgA hanya 250 mg/dL. Sebaliknya di dalam kolostrum IgA 1740 mg/dL dan IgG 100 mg/dL. IgA dan IgG di dalam ASI sebagian dari IgA dan IgG dari serum, sebagian lagi dibentuk oleh kelenjar payudara.
            Ada lebih dari 30 jenis imunoglobulin yang telah teridentifikasi di dalam ASI, 18 di antaranya terdapat di dalam serum juga, sisanya hanya ada di dalam ASI. IgA di dalam ASI terutama adalah IgA sekretori (sIgA). Yang stabil pada pH yang rendah dan tahan terhadap enzim proteolitik. Fungsinya di dalam usus adalah memproteksi mukosa usus agar jangan diserang oleh virus dan bakteri. Imunoglobulin di dalam ASI masih ditemukan setelah satu tahun.
            Kadar imunoglobulin ternyata tidak tergantung pada gizi ibu. Pada lampiran dapat dilihat adanya faktor antibakterial dalam kolostrum dan ASI pada wanita Indian dengan gizi baik dan gizi buruk. Bersambung
Tabel faktor antibakterial dalam kolostrum dan ASI pada wanita Indian dengan gizi baik dan gizi buruk
Kelompok 
Hemoglobin
Albumin serum
Imunoglobulin (mg/dL)

(g/dL)
(g/dL)
IgA
IgG
IgM
Kolostrum (1-5 hari)





Gizi baik 
11,5+0,37
2,49+0,0065
335,9+37,39
5,9+1,58
17,1+4,29



(17)* 
(17) 
(17)
Gizi buruk 
11,3+0,60 
2,10+0,0081 
374,3+42,13
5,3+2,30 
15,3+2,50



(10)
(10)
(10)
ASI





Gizi baik
12,8+0,43
3,39+0,120
119,6+7,85
2,9+0,92
2,9+0,92



(12)
(12)
(12)
Gizi buruk
12,6+0,56
3,47+0,130
118,1+16,2
5,8+3,41
5,8+3,41



(10)
(10) 
(10)
Sumber: Reddy V, Bhaskaram C, Raghuramula N, et al. Acta Pediatr Scand 66: 229,1977.
*Angka dalam tanda kurung mengindikasikan jumlah sampel yang dianalisa.


2.7              Produksi ASI
Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang oleh isapan mulut bayi pada putting susu ibu. Gerakan tersebut merangsang kelenjar Pictuitary Anterior untuk memproduksi sejumlah prolaktin, hormon utama yang mengandalkan pengeluaran Air Susu. Proses pengeluaran air susu juga tergantung pada Let Down Replex, dimana hisapan putting dapat merangsang kelenjar Pictuitary Posterior untuk menghasilkan hormon oksitolesin, yang dapat merangsang serabutotot halus di dalam dinding saluran susu agar membiarkan susu dapat mengalir secara lancar.
Kegagalan dalam perkembangan payudara secara fisiologis untuk menampunga air susu sangat jarang terjadi. Payudara secara fisiologis merupakan tenunan aktif yang tersusun seperti pohon tumbuh di dalam putting dengan cabang yang menjadi ranting semakin mengecil.
Susu diproduksi pada akhir ranting dan mengalir kedalam cabang-cabang besar menuju saluran ke dalam putting. Secara visual payudara dapat di gambarkan sebagai setangkai buah anggur, mewakili tenunan kelenjar yang mengsekresi dimana setiap selnya mampu memproduksi susu, bila sel-sel Myoepithelial di dalam dinding alveoli berkontraksi, anggur tersebut terpencet dan mengeluarkan susu ke dalam ranting yang mengalir ke cabang-cabang lebih besar, yang secara perlahan-lahan bertemu di dalam aerola dan membentuk sinus lactiterous. Pusat dari areda (bagan yang berpigmen) adalah putingnya, yang tidak kaku letaknya dan dengan mudah dihisap (masuk kedalam) mulut bayi.
Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu:

Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
v  Colostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae yang mengandung tissue debris dan redual material yang terdapat dalam alveoli dan ductus dari kelenjar mamae sebelum dan segera sesudah melahirkan anak.
o   Disekresi oleh kelenjar mamae dari hari pertama sampai hari ketiga atau keempat, dari masa laktasi.
o   Komposisi colostrum dari hari ke hari berubah.
o   Merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-kuningan, lebih kuning dibandingkan ASI Mature.
o   Merupakan suatu laxanif yang ideal untuk membersihkan meconeum usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya.
o   Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI Mature, tetapi berlainan dengan ASI Mature dimana protein yang utama adalah casein pada colostrum protein yang utama adalah globulin, sehingga dapat memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi.
o   Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan ASI Mature yang dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan pertama.
o   Lebih rendah kadar karbohidrat dan lemaknya dibandingkan dengan ASI Mature.
o   Total energi lebih rendah dibandingkan ASI Mature yaitu 58 kalori/100 ml colostrum.
o   Vitamin larut lemak lebih tinggi. Sedangkan vitamin larut dalam air dapat lebih tinggi atau lebih rendah.
o   Bila dipanaskan menggumpal, ASI Mature tidak.
o   PH lebih alkalis dibandingkan ASI Mature.
o   Lemaknya lebih banyak mengandung Cholestrol dan lecitin di bandingkan ASI Mature.
o   Terdapat trypsin inhibitor, sehingga hidrolisa protein di dalam usus bayi menjadi krang sempurna, yangakan menambah kadar antobodi pada bayi.
o   Volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam.


v  Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)
o   Merupakan ASI peralihan dari colostrum menjadi ASI Mature.
o   Disekresi dari hari ke 4 – hari ke 10 dari masa laktasi, tetapi ada pula yang berpendapat bahwa ASI Mature baru akan terjadi pada minggu ke 3  ke 5.
o   Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat semakin tinggi.
o   Volume semakin meningkat.

v  Air Susu Mature
o   ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, yang dikatakan komposisinya relatif konstan, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa minggu ke 3 sampai ke 5 ASI komposisinya baru konstan.
o   Merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada yang mengatakan pada ibu yangs ehat ASI merupakan makanan satu-satunya yang diberikan selama 6 bulan pertamabagi bayi.
o   ASI merupakan makanan yang mudah di dapat, selalu tersedia, siap diberikan pada bayi tanpa persiapan yang khusus dengan temperatur yang sesuai untu bayi.
o   Merupakan cairan putih kekuning-kuningan, karena mengandung casienat, riboflaum dan karotin.
o   Tidak menggumpal bila dipanaskan.
o   Volume: 300 – 850 ml/24 jam
o   Terdapat anti microbaterial factor, yaitu:
• Antibodi terhadap bakteri dan virus.
• Cell (phagocyle, granulocyle, macrophag, lymhocycle type T)
• Enzim (lysozime, lactoperoxidese)
• Protein (lactoferrin, B12 Ginding Protein)
• Faktor resisten terhadap staphylococcus.
• Complecement ( C3 dan C4)

2.8              Komposisi ASI
Kandungan colostrum berbeda dengan air susu yang mature, karena colostrum mengandung berbeda dengan air susu yang mature, karena colostrum dan hanya sekitar 1% dalam air susu mature, lebih banyak mengandung imunoglobin A (Iga), laktoterin dan sel-sel darah putih, terhadap, yang kesemuanya sangat penting untuk pertahanan tubuh bayi, terhadap serangan penyakit (Infeksi) lebih sedikit mengandung lemak dan laktosa, lebih banyak, mengandung vitamin dan lebih banyak mengandung mineral-mineral natrium (Na) dan seng (Zn).
Berdasrkan sumber dari food and Nutrition Boart, National research Council Washington tahun 1980 diperoleh perkiraan komposisi Kolostrum ASI dan susu sapi untuk setiap 100 ml seperti tertera pada tabel berikut:

Tabel 1
Komposisi Kolostrum, ASI dan susu sapi untuk setiap 100 ml
Zat-zat Gizi
Kolostrum
ASI
Susu Sapi
Energi (K Cal)
Protein (g)
                        - Kasein/whey
                        - Kasein (mg)
                        - Laktamil bumil (mg)
                        - Laktoferin (mg)
                        - Ig A (mg)

Laktosa (g)
Lemak (g)
Vitamin
                        - Vit A (mg)
                        - Vit B1 (mg)
                        - Vit B2 (mg)
                        - Asam Nikotinmik (mg)
                        - Vit B6 (mg)
                        - Asam pantotenik
                        - Biotin
                        - Asam folat
                        - Vit B12
                        - Vit C
                        - Vit D (mg)
                        - Vit Z
                        - Vit K (mg)

Mineral
                        - Kalsium (mg)
                        - Klorin (mg)
                        - Tembaga (mg)
                        - Zat besi (ferrum) (mg)
                        - Magnesium (mg)
                        - Fosfor (mg)
                        - Potassium (mg)
                        - Sodium (mg)
                        - Sulfur (mg)

58
2,3

140
218
330
364

5,3
2,9

151
1,9
30
75
-
183
0,06
0,05
0,05
5,9
-
1,5
-


39
85
40
70
4
14
74
48
22
70
0,9
 1 : 1,5
187
161
167
 142

7,3
   4,2

75
14
40
160
12-15
246
0,6
0,1
0,1
5
0,04
0,25
1,5


35
40
40
100
4
15
57
15
14
65
3,4
1 : 1,2
-
-
-
-

4,8
3,9

41
43
145
82
64
340
2,8
,13
0,6
1,1
0,02
0,07
6


130
108
14
70
12
120
145
58
30
Perbandingan komposisi kolostrum, ASI dan susu sapi dapat dilihat pada tabel 1. Dimana susu sapi mengandung sekitar tiga kali lebih banyak protein daripada ASI. Sebagian besar dari protein tersebut adalah kasein, dan sisanya berupa protein whey yang larut. Kandungan kasein yang tinggi akan membentuk gumpalan yang relatif keras dalam lambung bayi. Bila bayi diberi susu sapi, sedangkan ASI walaupun mengandung lebih sedikit total protein, namun bagian protein “whey”nya lebih banyak, sehingga akan membetuk gumpalan yang lunak dan lebih mudah dicerna serta diserapoleh usus bayi.
Sekitar setengah dari energi yang terkandung dalam ASI berasal dari lemak, yang lebih mudah dicerna dan diserap oleh bayi dibandingkan dengan lemak susu sapi, sebab ASI mengandung lebih banyak enzim pemecah lemak (lipase). Kandungan total lemak sangat bervariasi dari satu ibu ke ibu lainnya, dari satu fase laktasi air susu yang pertama kali keluar hanya mengandung sekitar 1 – 2% lemak dan terlihat encer. Air susu yang encer ini akan membantu memuaskan rasa haus bayi waktu mulai menyusui. Air susu berikutnya disebut “Hand milk”, mengandung sedikitnya tiga sampai empat kali lebih banyak lemak. Ini akan memberikan sebagian besar energi yang dibutuhkan oleh bayi, sehingga penting diperhatikan agar bayi, banyak memperoleh air susu ini.
Laktosa (gula susu) merupakan satu-satunya karbohidrat yang terdapat dalam air susu murni. Jumlahnya dalam ASI tak terlalu bervariasi dan erdapat lebih banyak dibandingkan dengan susu sapi.
Disamping fungsinya sebagai sumber energi, juga didalam usus sebagian laktosa akan diubah menjadi asam laktat. Didalam usus asam laktat tersebut membantu mencegah pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan dan juga membantu penyerapan kalsium serta mineral-mineral lain.
ASI mengandung lebih sedikit kalsium daripada susu sapi tetapi lebih mudah diserap, jumlah ini akan mencukupi kebutuhan untuk bahan-bahan pertama kehidupannya ASI juga mengandung lebih sedikit natrium, kalium, fosfor dan chlor dibandingkan dengan susu sapi, tetapi dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan bayi.
Apabila makanan yang dikonsumsi ibu memadai, semua vitamin yang diperlukan bayi selama empat sampai enam bulan pertama kehidupannya dapat diperoleh dari ASI. Hanya sedikit terdapat vitamin D dalam lemak susu, tetapi penyakit polio jarang terjadi pada anak yang diberi ASI, bila kulitnya sering terkena sinar matahari. Vitamin D yang terlarut dalam air telah ditemukan terdapat dalam susu, meskipun fungsi vitamin ini merupakan tambahan terhadap vitamin D yang terlarut lemak.

2.9              Perubahan dalam kandungan ASI

Kandungan ASI tidak selalu sarna, tetapi ada keragaman normal yang sering terjadi. ASI juga akan sedikit beragam sesuai dengan diet yang dijalankan oleh sang ibu, tetapi perubahan ini jarang menjadi masalah. Kadang-kadang seorang ibu mendapatkan bahwa makanan yang tidak biasa dimakannya akan mengganggu bayinya, tapi banyak ibu dapat terus makan makanan yang biasa saat menyusui. Bahkan bumbu yang keras, seperti cabai, tidak akan mempengaruhi ASI atau mengganggu bayi.
Susu awal dan susu akhir
Kandungan susu berubah selama pemberian ASI :
                        1. Susu awal
            Susu ini muncul pada awal pemberian, berwama bim dan encer. Susu ini kaya akan protein, laktosa, vitamin, mineral dan air.
     2. Susu akhir
            Susu ini muncul diakhir pemberian ASI. Kelihatannya lebih putih daripada susu awal karena susu akhir mengandung lebih banyak lemak. Lemak ini membuat susu akhir kaya akan energi. Lemak memasok lebih dari 50 % energi dalam ASI



BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1              Kerangka Teori
 




® Kadar Gizi tinggi
® Membantu pencernaan
® Imunisasi Automatik
® Imunitas






 
ASI
 
    SUSU
 
                                                                        








 




® Kolostrum                               ® Komposisi        
® Ais susu transisi                      ® Kandungan gizi
Produksi ASI
 
® Air susu mature                       ® Komponen Immunoglobulin                                                                                                                                                                                                                                                                            



3.2              Kerangka Konseptual

Penyuluhan tidak langsung
 
 Penyuluhan Langsung
 
                          








 


   ® Mengunjungi rumah-rumah                  ® Membagikan buku-buku
        Penduduk                                                  yang berkaitan dengan
   ® Mengunjungi PUSKESMAS                    masalah yang dihadapi.
        Setempat.                                           


 


3.3              Hipotesis Penelitian
            Perumusan masalah
Adapun masalah yang dihadapi diantaranya adalah sebagai berikut:
1.         Kenapa hal tersebut dapat terjadi?
2.                  Bagaimana pengaruh Kolostrum terhadap tumbuh kembang anak?
3.        Apa akibat dari penyimpangan tersebut?
4.                  Bagaimana cara agar hal tersebut tidak terjadi lagi? Apa saja yang perlu untuk meminimalisir hal tersebut?
5.                  Masih kurangnya pengetahuan ibu-ibu terhadap fungsi-fungsi ASI pada anaknya sehingga sering dijumpai kebiasaan ibu-ibu dalam hat pemberian ASI yang bertentangan.
6.         Sejauh mana peranan petugas kesehatan dalam memberi pendidikan            kesehatan pada keluarga khususnya inti dalam hal penggunaan ASI.

Variabel bebas             = pemberian kolostrum
Variabel tergantung    = Perubahan sistem imun
Variabel perancu         = asupan IgA dari kolostrum
Menurut teori              = sistem imun didalam tubuh bayi menurun karena    kekurangan zat antibodi IgA yang terkandung dalam kolostrum.
Hipotesa                      = Pemberian kolostrum yang cukup untuk bayi dapat meningkatkan sistem imun pada bayi.


BAB IV
METODE PENELITIAN

1.         Jenis dan rancangan penelitian
            Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari bagaimana fenomena saat ini dengan cara mengumpulkan, menyusun, menganalisa dan menginterpretasikan data dan memberikan penyuluhan sehingga dapat membandingkan fenomena yang satu dengan fenomena yang lain.
2.         Populasi
            Populasi yang diambil adalah ibu-ibu hamil dan menyusui didaerah pedalaman semarang.
3.         Sampel
      Sampel yang diambil adalah beberapa bayi,anak serta ibu-ibu hamil dan menyusui.
      Kriteria inklusi:
·                     Tidak punya penyakit lain yang membahayakan
·                     Tidak menderita gizi buruk
·                     Bersedia mengikuti penelitian
Kriteria eksklusi:
·                     Sample (bayi, anak dan ibu-ibu) dengan gizi buruk
·                     Sample (bayi, anak dan ibu-ibu) yang memiliki penyakit lain
·                     Sample (bayi, anak dan ibu-ibu) yang mencabut kesediaan sebagai responden
Metode pengambilan sampel atau sampling yang dapat dilakukan adalah probability sampling, yaitu dengan claster sampling, pengambilan sampling di rumah sakit.
4.                  Variabel
          Variabel yang digunakan adalah variabel bebas dan tergantung. Variabel bebas yang digunakan adalah pengaruh defisiensi Zn. Sedangkan variabel tergantung yang digunakan adalah perkembangan kognitif anak dan penyakit yang ditimbulkan.
5.         Waktu atau periode penelitian
      Penyuluhan  ini dilakukan selama 6 minggu terhadap ibu-ibu hamil dan menyusui. Dan akan dilihat perkembangannya setiap seminggu sekali apakah mereka sudah paham akan pentingnya pemberian kolostrum kepada bayi.
6.         Lokasi penelitian
            Penyuluhan mengenai arti pentingnya pemberian kolostrum kepada bayi yang baru lahir ini dilakukan di desa-desa terpencil yang ada di semarang. Karena menurut penelitian kurangnya pengetahuan tentang arti pentingnya pemberian kolostrum tersebut banyak dialami oleh masyarakat kalangan bawah. Hal ini disebabkan karena kurangnya sarana dan prasarana untuk memperoleh pengetahuan tentang hal tersebut.
7.         Prosedur penelitian
      Pengukuran sampel dapat menggunakan variabel bebas dan tergantung. Dari kedua variabel ini, dapat diperoleh data-data mengenai pengaruh kurangnya pemberian kolostrum kepada bayi yaitu menurunnya sistem imun pada anak dan bayi serta penyakit yang ditimbulkannya. Disamping itu kita akan mengulas mengapa hal tersebut dapat terjadi.
8.         Penelitian material/percobaan binatang/pasien/subjek
            Dari studi yang dilakukan, kekurangan kolostrum pada bayi akan menyebabkan sistem imun menurun sehingga dapat mengakibatkan bayi dan anak tersebut mudah diserang penyakit. Maka dengan adanya penyuluhan kepada ibu-ibu hamil dan menyusui ini diharapkan akan mengurangi kejadian tersebut sehingga dapat dibandingkan bagaimana pengaruh pemberian kolostrum kepada bayi dan bagaimana pula pengaruh jika kolostrum tersebut tidak diberikan kepada bayi yang baru lahir namun kolostrum tersebut dibuanag, karena dianggap sebagai ASI yang basi atau kotor.



9.         Ethical Clearance
            Penelitian ini tentu saja dengan persetujuan dari komisi etik/eksperimen binatang yang sesuai dengan prosedur yang ditetapkan badan berwenang ”National Council”.
10.       Analisis data
            Analisis akan dilakukan dengan melihat perkembangan yang terjadi dimasyarakat setelah dilakukannya penyuluhan ini. Apakah pengetahuan tentang arti pentingnya kolostrum ini dapat meningkat.









No comments:

Post a Comment